Translate

Unknown On Selasa, 21 Mei 2013

BAB I 

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang 

Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan kesehatan. Menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nomor 235, pemanis termasuk ke dalam bahan tambahan kimia, selain zat lain seperti antioksidan, pemutih, pengawet, pewarna, dan lain-lain. 

Pemanis alternatif umum digunakan sebagai pengganti gula jenis sukrosa, glukosa atau fruktosa.Ketiga jenis gula tersebut merupakan pemanis utama yang sering digunakan dalam berbagai industri. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia. Berdasarkan proses produksi dikenal suatu jenis pemanis yaitu sintetis dan natural. Sedangkan berdasarkan fungsinya dibagi dalam dua kategori yaitu bersifat nutritif dan non-nutritif. Pemanis sintetis dihasilkan melalui proses kimia. Contoh dari pemanis ini antara lain taumatin, alimat, siklamat, aspartam, dan sakarin. Pemanis natural dihasilkan dari proses ekstraksi atau isolasi dari tanaman dan buah atau melalui enzimatis, contohnya sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt. 

Pemanis nutritif adalah pemanis yang dapat menghasilkan kalori atau energi sebesar 4 kalori/gram. Sedangkan pemanis non-nutritif adalah pemanis yang digunakan untuk meningkatkan kenikmatan cita rasa produk-produk tertentu, tetapi hanya menghasilkan sedikit energi atau sama sekali tidak ada. Pemanis jenis ini banyak membantu dalam manajemen mengatasi kelebihan berat badan, control glukosa darah,dan kesehatan gigi. 

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi produksi bahan kimia dan teknologi pengolahan pangan atau produk farmasi dan kesehatan, bahan pemanis alternatif natural mulai banyak digunakan. Hal ini juga ditunjang oleh tren back to nature dan adanya kesadaran konsumen untuk menggunakan produk yang aman dan bergizi. Penggunaan pemanis natural juga dipacu oleh adanya data-data penelitian yang menunjukkan efek samping dalam penggunaan pemanis sintetis,yaitu bersifat karsinogenik. 

Tujuan digunakan bahan pemanis alternatif antara lain untuk: mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan jumlah kalori terkontrol, mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat badan, mengurangi kerusakan gigi, dan sebagai bahan substitusi pemanis utama. Selain itu, pemanis alternatif dengan nilai kalori rendah sangat dibutuhkan untuk penderita diabetes atau gula tinggi sebagai bahan substitusi gula reduksi lainnya.Tren saat ini menunjukkan adanya penggunaan kombinasi dua jenis pemanis untuk produk tertentu. 



BAB II 

TINJAUAN PUSTAKA 

II.1 teori umum 

Kombinasi ternyata menyebabkan sinergi pada tingkat kemanisan, sehingga menguntungkan karena akan mengurangi pemakaian jumlah pemanis dan meningkatkan cita rasa produk. Pemilihan penggunaan bahan pemanis alternatif yang baik biasanya didasarkan pada sifat-sifatnya yang menyerupai sukrosa, yaitu tingkat kemanisan mendekati sukrosa, tidak berwarna, tidak berbau, mempunyai cita rasa yang menyenangkan, aman dikonsumsi, mudah larut.Aspartame adalah suatu pemanis buatan yang diproses secara kimia untuk menghasilkan rasa yang super manis . aspartame adalah pengganti gula yang rasanya jauh lebih manis dan harganya sangat lebih murah karena bukan berssal dari tanaman ataupun makanan. Aspartame banyak ditemukan di makanan dan minuman olahan sepeeti softdrink, minuman bersoda, minuman jus buah dalam botol atau kaleng, kacang atom, biscuit, kripik kentang dan singkong, permen bebas gula dan berbagai jenis makanan dan minuman olahan lain yang beredar di pasaran. 

Aspartame ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1995 ketika James schlatter, seorang ahli kimia dari gd Searle Company sedang menguji obat anti tikus. Aspartame telah disetujui oleh US Food and Drug administration (FDA) sebagai bahan tambahan makanan pada tahun 1981dan untuk minuman berkarbonasi pada tahun 1983. Awalnya aspartame sudah disetujui oleh FDA pada 26 Juli 1974, namun ada keberatan yang diajukan oleh peneliti neuroscience Dr.John W Olney dan pengacara hak konsumen James Turner pada bulan agustus 1974 serta investigasi praktik penelitian oleh GD Searly Company menyebabkan FDA menahan persetujuan ini selama 6 tahun. Pada tahun 1985 Monsanto satu perusahan produsen pestisida, pupuk kimia dan benih tanaman transgeniik terbesar dunia membeli GD Searly Company dan memproduksi dan menjual secara massal aspartame dengan merek “nutra sweet”. Saat ini banyak merek pemanis buatan aspartame di pasaran seperti Equal, Nutra sweet, dan lain sebagainya. (3) 

a. Komposisi aspartame. 

1. Asam aspartat/ aspartic acid (40% dari aspartame) 

Dr Russel L. Blaylock, seorang professor bedah saraf di Universitas Kedokteran missisipi, baru-baru ini menerbitkan buku secara menyeluruh merinci kerusakan yang disebabkan oleh konsumsi berlebihan asam aspartat dari aspartame. Blaylock memanfaatkan hampr 500 referensi ilmiah untuk menunjukkan bagaimana kelebihan asam aspartame dan asam glutamate ( sekitar 99 persen dari monosodium glutamate (MSG) adalah asam gluatamat ) dalam penyediaan makanan kita menyebabkan gangguan serius neurologis/ saraf kronis dan segudang gejala akut lainnya. 

Asam aspartat dan glutamate bertindak sebagai neurotransmitter dalam otak dengan memfasilitasi pengiriman informasi dari neuron ke neuron. Terlalu banyak aspartat atau glutamate dalam otak dapat membunuh neuron tertentudengan membiarkan memasukkan kalsium terlalu banyak ke dalam sel. Hal ini memicu produksi radikal bebas berlebihan yang membunuh sel . kerusakan sel saraf dapat disebabkan oleh konsumsi berlebihan aspartat dan glutamate yang disebut”exitotoxins” yang berarti “membangkitkan” atau merangsang sel saraf sehat menjadi mati. (3) 

2. Fenilalanin/ phenylalanine (50% dari aspartame) 

Fenilalanin adalah asam amino yang biasanya ditemukan dalam otak. Rang dengan kelainan genetic fenilketonuria tidak dapat mencerna fenilalanin. Hal ini menyebabkan tingkat fenilalanin yang sangat tinggi di otak (kadang mematikan). Penelitian klinis telah menunjukkan bahwa mengkonsumsi aspartame terutama dengan karbohidrat dapat meningkatkan kelebihan tingkat fenilalanine di otak bahkan pada orang yang tidak menderita fenilketonuria. Tingkat kelebihan fenilalanine dalam otak dapat menyebabkan tingkat serotonin di otak menurun yang menyebabkan gangguan emosi seperti depresi sampai kerusakan otak (3) 

3. Methanol / (suatu jenis alcohol) (10% dari aspartame) 

Methanol atau alcohol adalah racun yang mematikan bagi tubuh . methanol terurai menjadi asam format dan formaldehida(formalin) dalam tubuh . formaldehida adalah neurotoxin yang sangat mematikan dan susah dibuang oleh tubuh, dan biasanya digunakan sebagai bahan kimia pengawet mayat. Environtment Protection Agency (EPA) Amerika Serikat merekomendasikanbatas konsumsi methanol sebesar maximum 7,8 mg/hari. Satu liter minuman yang mengandung pemanis aspartame (biasanya soft drink) terdapat sekitar 58 mg methanol. 

Gejala dari keracunan metanl termasuk sakit kepala, telinga berdengung, pusing, mual, gangguan pencernaan, keletihan berlebih, vertigo, menggigil pikun, baal dan nyeri di kaki, gangguan perilaku, dan neuritis 

4. Diketopiperazin (DKP) 

DKP adalah produk sampingan dari metabolism aspartame. DKP telah terlibat dalam terjadinya tumor otak, polip, sampai kebuataan. DKP terbentuk dalam minuman yang mengandung aspartame disimpan dalam jangka panjang/lama (3) 

b. Efek samping berbaha konsumsi aspartame 

Banyak kerugian dari mengkonsumsi aspartame pada kesehataan kita bahkan mengakibatkan 92 kasus gangguan kesehatan (yang pernah dilaporkan ke FDA) diantaranya adalah: 

1. Diabetes 

2. Kanker 

3. Bayi yang dilahirkan cacat 

4. Epilepsy 

5. Sakit kepala, migraine, dan vertigo 

6. Masalah perilaku 

7. Sesak nafas, alergi 

8. Gangguan seksual 




Daftar Pustaka 

1. Sudjadi, 2004. Analisis Obat dan Makanan. Pustaka Pelajar: Yogyakarta

Popular posts

Blogger templates